Wednesday, November 2, 2011

National Payment Gateway

Bank
Kehidupan perbankan dewasa ini semakin lama semakin padat
keramaian lalu lintas perbankan ini mau tidak mau memaksa bank untuk merespon situasi yang seperti ini
banyaknya nasabah yang semakin lama semakin meningkat, menyadarkan bank untuk menambah kualitas mereka, pemuas kebutuhan nasabah di dalam kehidupan perbankan.

Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia pun berusaha untuk menjembatani keinginan peningkatan kualitas perbankan di Indonesia. Dalam bahasan ini kualitas yang ditingkatkan pun adalah kemudahan akses bank dan nasabah.
Bank Indonesia berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakatnya, khususnya para nasabah perbankan. Melalui National Payment Gateway (NPG), atau bisa disebut Sistem Pembayaran Terintegrasi.

Dengan sistem ini, nasabah di suatu bank dapat terhubung dengan seluruh bank.
Sederhananya, nasabah pemilik ATM bank A dapat bertransaksi di mesin ATM bank manapun. Dengan demikian, si nasabah tidak harus mencari mesin ATM bank A untuk melakukan transaksi perbankan. Untuk mewujudkan hal itu maka setiap bank harus terhubung dengan sistem jaringan yang sama.

Contoh paling konkret saat ini adalah bergabungnya ATM Bank Mandiri ke jaringan ATM Prima. Dengan penggabungan tersebut maka nasabah kartu ATM Bank Mandiri dapat bertransaksi di ATM lain yang berada di bawah jaringan ATM Prima di antaranya BCA, BRI, dan Bank Permata. Hal yang sama berlaku sebaliknya.

Maka dari itu jika NPG terwujud maka alangkah senangnya nasabah Indonesia karena kelancaran akses  perbankan dapat berjalan lebih cepat dan tidak merepotkan. Apalagi dalam hal transfer antar bank yang berbeda, asalkan berada dalam satu jaringan, masalah transfer antar bank dapat dilakukan semudah melakukan transfer di bank yang sama.
Berbicara masalah transfer antar bank, tarif yang keluar dikarenakan biaya transfer pun akan berbeda. Kenapa seperti itu, kasusnya seperti ini. Transaksi antar bank yang berada dalam jaringan yang sama hanya membutuhkan biaya transaksi sekitar Rp 5.000/ transaksi. Jika tidak tercakup dalam jaringan yang sama biaya pengganti transfer bisa mencapai Rp 25.000/ transaksi. Perbedaan yang cukup besar dalam pengeluaran tarif biaya transfer.

Idealnya, bila seluruh ATM bisa terhubung, maka akan ada sekitar 40.000 mesin ATM, dengan 3,4 juta kartu ATM yang dikeluarkan 50 penerbit ATM.
Pihak bank sepertinya tidak akan keberatan bila pemakain jaringan ini diberlakukan, karena dalam hal ini bank diuntungkan dalam hal tidak perlu menambah unit mesin ATM, di sisi nasabah kemudahan akses antar bank dapat terwujud.
Untuk hal itulah, mari kita wujudkan sistem jaringan pembayaran ini agar memudahkan kita semua para "masyarakat perbankan" Indonesia.

( Materi Tulisan diambil dari KOMPAS, Rabu 2 November 2011, Hal. 17 )

No comments:

Post a Comment