Ide Ahok hilangkan Premium, Wamen ESDM sebut pejabat maha kuasa
Merdeka.com - Wacana yang dilontarkan Wakil Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok soal
penghilangan BBM bersubsidi di ibu kota masih terus bergulir.
Kementerian ESDM pun menyerah dan menyerahkan keputusan itu pada Pemprov
DKI.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo
mempersilakan pemerintah provinsi DKI Jakarta menghilangkan peredaran
BBM bersubsidi. Cuma, kebijakan itu nantinya mustahil berupa penghapusan
subsidi.
Alasannya, pasokan Premium dan Solar akan selalu dijatah oleh Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas untuk setiap pemda di Tanah Air.
"Ada wacana pak Wagub DKI ingin menghapuskan BBM subsidi, monggo
saja. BPH Migas sudah menjatah untuk DKI, mau diambil monggo, disimpan
silakan, tapi kalau menghilangkan subsidi baru melanggar UU," ujarnya di
Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (31/12).
Jika pemprov DKI serius menjalankan rencana itu mulai tahun depan,
Susilo menyarankan sistem distribusinya harus diatur terlebih dahulu.
Kebijakan itu, kata dia, secara langsung meringankan beban otoritas
energi, baik Pertamina, ESDM, maupun BPH Migas.
"Pejabat daerah itu maha kuasa, semua urusan BBM subsidi, mau distok,
mau dijual bagaimana, itu adalah urusan pemda, tapi harus bekerja sama
dgn Pertamina. Kalau mau, DKI bisa keluarkan kupon, perda, ini bikin
kita dalam menyalurkan akan lebih gampang lagi," kata Susilo.
Selain mengakui wewenang pemda, Susilo berharap para bupati dan wali kota ikut mengawasi peredaran BBM subsidi di daerahnya.
Rendahnya margin keuntungan penjualan BBM subsidi, diakui pemerintah
bisa membuat distributor berlaku curang. Sebagai gambaran, keuntungan
penjualan 1 liter premium hanya Rp 250.
"Jangan sampai malah diselundupkan, jangan malah dioplos, itu tergantung pengguna," cetusnya.
Untuk memaksimalkan pengawasan, Susilo mengingatkan BPH Migas serta
para penyalur agar berkoordinasi dengan pemda masing-masing. Sebab,
selain aparat keamanan, pengawasan terhadap BBM bersubsidi akan lebih
mudah bila dikoordinasikan dengan daerah.
"Yang paling berkuasa di masing-masing daerah adalah pemda. Kita
harus letakkan tanggung jawab sebanyak-banyaknya kepada pemda. Ajak
mereka, awasi mereka, bantu mereka, sehingga dalam pelaksanaan
distribusi BBM subsidi berjalan lancar," kata Susilo.
Untuk tahun depan, volume BBM subsidi yang disalurkan ke Indonesia
mencapai 48 juta kiloliter. Rinciannya, premium sebanyak 32.320.000 kl,
minyak tanah 900.000 kl, dan solar 14.640.000 kl.
[noe]
Analisa : Wacana penghapusan bahan bakar premium yang dikemukakan Wakil Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membuat Kementerian ESDM menyerah. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menyatakan bahwa keputusan berada pada Pemprov
DKI, tapi kebijakan itu nantinya mustahil berupa penghapusan
subsidi, dikarenakan pasokan Premium dan Solar akan selalu dijatah oleh Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas untuk setiap pemda di Tanah Air.
Dan melihat dari hal tersebut, Susilo menyarankan agar perhatian dalam distribusi BBM subsidi tersebut harus benar - benar diawasi oleh pemda, dengan pemberian tanggung jawab yang besar.
No comments:
Post a Comment